Sabtu, 09 Juni 2012
Jumat, 04 Mei 2012
ASKEB NIFAS NORMAL PP HARI KE-7
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
NY
“F” UMUR 29 TAHUN POST PARTUM HARI KE-7
DI
RUMAH SAKIT UMUM RAJAWALI CITRA
PLERET,
BANJARDADAP, POTORONO, BANGUNTAPAN, BANTUL
Disusun
Oleh:
1.
Risna
Fitri Astuti (10150009)
2.
Ni Made Novitasari (10150028)
3.
Ayu
Kamessuary (10150029)
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NORMAL
Dipersiapkan
dan disusun oleh
1. Risna
Fitri Astuti (10150009)
2. Ni
Made Novitasari (10150028)
3. Ayu
Kamessuary (10150029)
Telah disetujui untuk diseminarkan
Tanggal : 17 Februari 2012
Pembimbing
I Pembimbing
II
Hermin
Hidayat Amd.Keb Dewi
Setyaningsih S.SiT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Masa Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
tugas makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal” dapat
kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari terwujudnya
makalah ini tidak terlepas bantuan dari segenap pihak yang telah membimbing,
memberi semangat dan memberikan petunjuk serta penjelasan, maka pada kesempatan
ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Hermin
Hidayat Amd.Keb, selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan
untuk terselesainya penyusun proposal ini.
2. Dewi
Setyaningsih S.SiT, selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
bimbingan untuk terselesainya proposal ini.
3. Dan
semua pihak yang memberi masukan kepada kami atas pembuatan proposal ini.
Karena
keterbatasan kemampuan yang ada, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penyusun
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Yogyakarta,
16 Februari 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR
................................................................................................... iii
DAFTAR ISI
.................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C.
Tujuan
.................................................................................................................. 2
D.
Manfaat
................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
............................................................................................................ 3
B.
Proses Laktasi dan Menyusui .............................................................................. 4
C.
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru
Lahir .................................................... 6
D.
Perubahan Fisiologi Masa Nifas
.......................................................................... 8
E.
Proses Adaptasi Psikolosi Ibu Nifas
.................................................................... 10
F.
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
................................................................................. 10
G.
Tindak Lanjut Asuhan Masa Nifas Di Rumah
.................................................... 12
H.
Komplikasi Masa Nifas
....................................................................................... 12
BAB III KASUS
1.
Askeb Pada Ibu Nifas Normal............................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
........................................................................................................ 18
B.
Saran .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah placenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 mingggu. Wanita yang melalui
priode puerperium disebut puerpura. Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu.
Batasan waktu nifas yang pa;ing singkat (minimum)
tidak ada batasan waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek
darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah
keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian
masa nifas (puerperium)
2. Proses
laktasi dan menyusui
3. Respon
orang tua terhadap bayi baru lahir
4. Perubahan
fisiologi masa nifas
5. Proses
adaptasi psikologi ibu masa nifas
6. Kebutuhan
dasar ibu masa nifas
7. Tindak
lanjut asuhan masa nifas dirumah
8.
Komplikasi masa nifas
C. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama
masa transisi awal mengasuh anak.
2. Tujuan
Khusus
a. Menjaga
kesehtan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
b. Melakukan
Skrining yang komprehensif, mendetaksi masalah, mengobati/merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan
pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehtan dini, Nutrisi, KB, Menyusui,
Penberian Imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan
pelayanan KB.
D. Peran
dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Peran
dan tangggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:
1. Mendeteksi
dini komplikasi dan perlunya rujukan
2. Memberikan
konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai caranya mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan
yang aman
3. Memfasilitasi
hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai
dan mendorong pemberian ASI
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Masa nifas (puerperium) atau masa post partum adalah
masa masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti
sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung sampai enam minggu atau
42 hari berikutnya disertai Batasan waktu masa nifas yang paling singkat
(minimum) tidak ada batas waktunya, bayhkan bisa jadi dalam waktu yang relatif
pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah
keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Tahapan
masa nifasdibagi menjadi 3 tahap:
1. Puerperium
dini
Kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium
intermedial
Kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8minggu
3. Remot
puerperium
Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyaikomplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, tahunan.
Kebijakan program nasional masa
nifas
Paling sedikit 4
kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi baik pada ibu maupun bayi.
1. Kunjungan
pertama (6-8 jam setelah persalinan)
1) Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi
dan merawat penyebablain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
3) Memberi
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4) Pemberian
ASI awal
5) Membimbing
ibu bagaimana tehnik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6)
Mencegah bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi
Petugas
kesehatan termasuk bidan yang menolong persalinan harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
dalam kondisi stabil.
2. Kunjungan
kedua (6 hari setelah persalinan)
1) Memastikan
uterus berjalan normal, uterus berkontraksi kuat, fundus dibawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2) Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3) Memastikan
ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
4) Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5) Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari
3. Kunjungan
ketiga (2 minggu setelah persalinan)
Sama
seperti kunjungan 6 hari
4. Kunjungan
keempat (6 minggu setelah persalinan)
1) Menayakan
pada ibu tentang penyulit yang dialami oleh ibu maupun bayi
2) Memberikan
konseling untuk KB secara dini
B.
Proses
laktasi dan menyusui
ASI Ekslusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja,
tanpa tambahan cairan atau makanan apapun sampai umur 6 bulan. Seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim.
Manfaat
pemberian ASI Esklusif yaitu:
a. ASI
sebagai nutrisi
b. ASI
sebagai daya tahan tubuh
c. ASI
meningkatkan jalinan kasih sayang
d. ASI
sebagai penghemat biaya obat-obatan
e. ASI
sebagai tenaga
f. ASI
sebagai sarana kesehatan yang murah
g. ASI
dapat menciptakan generaso penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas
Zat kekebalan yang terkandung dalam ASI yaitu:
a.
Faktor bifidus : mendukung proses
perkembangan bakteri yang “menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah
pertumbuhan bakteri yang merugikan
b. Laktoferin:
mengikat zat besi dalam ASI sehinggga zat besi tidak digunakan oleh bakteri
pathogen untuk pertumbuhannya
c. Anti
alergi
d. Mengandung
zat anti virus polio
e. Menjaga
pencernaaan dengan membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk
menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke dalam peredaran darah
Komposisi ASI yaitu :
a. Kolostrum
a) Merupakan
cairan kental yang pertama kali keluar kental dengan warna kekuning-kuningan
dibanding susu matur
b) Disekresikan
hari ke 1 sampai hari ke 3, bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI
matur tidak
c) Merupakan
pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir
dan mempersiapkan salauran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan
datang
d) Lebih
banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi sehingga dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan dibandingkan dengan ASI
matur
b. Air
susu masa peralihan
a) Merupakan
ASI peralihan darim kolostrum sampai menjadi ASI yang maturedisekresi hari ke 4
sampai hari ke 10
b) Kadar
protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin meninggi dan
volume juga semakin meningkat
c. Air
susu matur
a) Merupakan
ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan
b) Merupakan
cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari Ca-casein,
riboflavin dan karoten yang terdapat didalamnya
c) Tidak
menggumpal jika dipanaskan
d) Terdapat
antimicrobial faktor, antara lain: antibody (kekbalan terhadap infeksi),
protein,
hormon-hormon dan lain-lain
Cara-cara yang dapat memperbanyak produksi ASI yaitu
:
a.
Bayi menyusu minimal setiap 2 jam
bergantian pada kedua payudara sepuas bayi
b. Bangunkan
bayi, buka baju/bedong yang membuat rasa gerah, duduklah selama menyusui
c. Pastikan
bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada perut ibunya) dan menelan
secara aktif
d. Susui
bayi ditempat tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui
e. Tidur
bersebelahan/dekat dengan bayi
f. Ibu
meningkatkan istirahat atau minum
a. Pengeluaran
ASI dengan tangan
a) Cuci
tangan sampai bersih
b. Pengeluaran
dengan pompa
C.
Respon
orang tua terhadap bayi baru lahir
1. Bounding
Attachment
Yang
dimaksud bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu
dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi.
Dalam hal ini kontak ayah dan ibu akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi
optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan
yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Bayi mempelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan
pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya dengan membedakan
suhu panas dan dingin.
2. Respon
Ayah dan Keluarga
a. Peran
ayah saat ini
Calon
ayah digambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan perhatian pada
kesejahteraan emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia tidak hanya mempunyai
tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak, tetapi dalam kasus pertama kali
menjadi seorang ayah, pria menjalani sebuah transisi peran dengan model formal yang
sangat sedikit. Keterlibatan pria dalam proses kelahiran anak merupakan
fenomena terkini dan mungkin tidak sama dalam setiap budaya.
b. Respon
ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
Respon
setiap ibu dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalaman dalam membesarkan
anak selalu berbeda karena mencakup seluruh spektrum reaksi dan emosi, mulai
dari kesenangan yang tidak terbatas, hingga dalamnya keputusan dan duka.
c. Ikatan
awal bayi dan orang tua
Ikatan
awal di artikan sebagaimana perilaku orang tua terhadap kelahiran bayinya pada
masa-masa awal. Perilaku ini sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain bagaimana ia di rawat oleh
orang tuanya, bawaan genetiknya, adat istiadat dan nilai, hubungan antar pasangan,
keluarga, orang lain, pengalaman kelahiran. Faktor eksternal meliputi perawatan
yang diterima pada saat kehamilan, persalinan, responsivitas bayi, keadaan bayi
baru lahir.
3. Sibling
Rivalry
Yang dimaksud sibling rivalry
adalah adanya rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya.
Biasanya hal tersebut terjadi pada anak usia toddler (2-3 tahun), yang juga dikenal dengan “usia nakal” pada
anak. Anak mendemonstrasikan sibling
rivalrynya dengan berperilaku tempramental, misalnya menangis keras tanpa
sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik orang tuanya, atau dengan melakukan
kekerasan terhadap orang tuanya.
D.
Perubahan
fisiologi masa nifas
1. Perubahan
Sistem Reproduksi
a. Pengerutan
rahim (involusi)
Involusi merupakan
suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya
(tinggi fundus uteri).
b. Autolysis
Autolysis
merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uteri.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya dari sebelum
hamil.
c. Atrofi
jaringan
Jaringan
yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam junlah besar, kemudian
mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang
menyertai pelepasan plasenta.
d. Efek
oksitoksin (kontraksi)
Intensitas
kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir. Hal
tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penuruna volume intra uterin yang sangat besar. Kontraksi dan
retraksi otot uteri akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan
membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi plaenta dan mengurangi perdarahan.
e. Lokhea
Lokhea
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan
sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis
berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
·
Lokhea rubra/merah
Keluar
pada hari pertama sampai hari ke 4 masa post partum.
·
Lokhea sanguinolenta
Berwarna
merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7
post partum.
·
Lokhea serosa
Lokhea
ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan
jalan lahir. Keluar pada hari ke 7 sampai hari
ke 14.
·
Lokhea alba/putih
Lokhea
ini mengandung leukosit,sel desidua, sel epitel. Dapat berlangsung selama 2-6
minggu post partum.
f. Perubahan
pada serviks
Perubahan
pada serviks ialah bentuk servik agak menganga sepert corong segera setelah
bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga eolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan servik berbentuk semacam cincin.
g. Vulva
dan vaginal
Vulva
dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, ke dua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Serelah 3 minggu vulva dan vagina kebali
pada keadaan tidak hamil.
h. Perinium
Segera
setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena seelumnya teregang oleh
tekanan bayiyang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perinium sudah
mendapatkan kembali sebagian tonusnya.
2. Perubahan
Sistem Pencernaan
Biasanya
ibu akan mengalami konstpasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada
waktu persalinan alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya
cairan dan makanan.
3. Perubahan
Sistem Perkemihan
Setelah
proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil
dalam 24 pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme
spinkter dan edema leher kanduung kemih
sesudah bagian ini mengalami tekanan antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan.
4. Perubahan
Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot
uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh darah yang berada di antara
anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta dilahirkan.
5. Perubahan
Sistem Endokrin
Hormon
plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Hormon pituitary akan
meningkat dengan cepat,pada wanita tidak menyusui prolaktin menurun dalam waktu
2 minggu. Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui.
6. Perubahan
Tanda Vital
Disini
sushu badan ibu akan naik sedikit akibat kerja keras sewaktu melahirkan,
kehilangan cairan dan kelelahan. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan
lebih cepat. Tekanan darah biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah
akan lebih rendah setelah ibu melahirkan
akibat perdarahan. Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka ernapasan juga akan mengikutinya.
E.
Proses
adaptasi psikologi ibu masa nifas
1. Periode
Taking in
Periode
ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. Ia mungkin
akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu melahirkan.
2. Periode
Taking Hold
Periode
ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi
orang tua yang sukses. Pada masa ini ibu biasanya agak sensitif dan merasa
tidak mahir dalam melakukan hal-hal
tersebut.
3. Periode
Letting Go
Periode
ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun sangat
berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Depresi
post partum biasanya terjadi pada periode ini.
F.
Kebutuhan
dasar ibu masa nifas
1. Kebutuhan
Ibu Menyusui
Kualitas
dan jumlah makanan yang di konsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Ibu
menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan
untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu sendiri. Pemberian ASI sangat
penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh
sebagai manusia yang sehat.
2. Ambulasi
Dini ( Early Ambulation)
Ambyulasi
dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari
tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
3. Eliminasi
: Buang air kecil dan besar
Dalam
6jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air kecil. Semakin
lama urine tertahandalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada
organ perkemihan misalnya infeksi. Dalam 24 jam pasien juga sudah dapat buang
air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
buang air besar secara lancar.
4. Kebersihan
Diri
·
Menjaga kebersuhan sekuruh tubuh untuk
mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi.
·
Membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air.
·
Mengganti pembalut setiap kali darah
sudah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari.
·
Mencuci tangan dengan sabun dan air
setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluan.
·
Jika mempunyai luka episiotomi, hindari
utnuk menyentuh daerah luka.
5. Istirahat
Ibu
post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan
kembali keadaan fisiknya.
6. Seksual
Secara
fisik aman untuk melakukan hubungan begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
7. Latihan
atau Senam Nifas
Latihan
senam nifas di lakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan
dengan normal dan tidak ada penyulit post partum. Manfaat senam nifas
melancarkan sirkulasi darah, mengembalikan kekuatan otot perut dan panggul, mengurangi
keluhan sakit punggung.
G.
Tindak
lanjut asuhan masa nifas dirumah
1. 6
hari post partum
Biasanya
pada periode 6 hari post partum, pasien yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk memeriksakan kesehatan dirinya sekaligus bayinya.
2. 2
minggu post partum
Dalam
kunjungan ini, bidan perlu mengevaluasi ibu dan bayi. Pengkajian terhadap ibu meliputi
:
·
Persepsi tentang persalinan dan
kelahiran
·
Kondisi payudara
·
Asupan makanan
·
Nyeri, kram abdomen
·
Adanya hemoroid
·
Tingkat aktivitas saat ini
·
Respon ibu terhadap bayi
Pengkajian
terhadap bayinya meliputi :
·
Bagaimana dengan suplai ASI nya
·
Pola berkemih dan buang air besar
·
Warna kulit bayingkeadaan tali pusat
·
Keadaan genital
3. 6
minggu post partum
Pengkajian melalui anamnesa seperti pada kunjungan 2
minggu post partum di tambah permulaan hubungan seksual, metode KB yang di
inginkan, riwayat KB yang lalu, adanya gejala demam, keadaan payudara, fungsi
perkemihan,latihan pengencangan otot perut.
H.
Komplikasi
masa nifas
Komplikasi
masa nifas biasanya jarang di temukan selama pasien mendapatkan asuhan yang
berkualitas , mulai dari masa kehamilan sampai dengan persalinannya. Beberapa
kemungkinan komplikasi masa nifas yang meliputi :
·
Pendarahan per vaginam
·
Robekan jalan lahir
·
Retensio plasenta
·
Tertinggalnya masa nifas
·
Inversio uteri
BAB
III
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
NY”F”
POST PARTUM HARI KE -7
DI
RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA
PLERET
BANJARDADAP POTORONO BANGUNTAPAN BANTUL
No.registar :
086362
Masuk RS./tanggal/pukul : 01 februari 2012 / 11.30
Di rawat di ruang :
-
I.
PENGKAJIAN
DATA, tanggal /pukul :01 feb 2012
A. BIODATA ibu suami
1. Nama ny.f tn. j
2. Umur 29 tahun 27 tahun
3. Agama islam islam
4. Suku
/ bangsa
jawa/indonesia
jawa/indonesia
5. Pendidikan D3 D3
6. Pekerjaan swasta swasta
7. Alamat graha, banguntapan,
somenggalan, jambidan. bantul
B.
Data subjektif
1. Alasan
datang
Ibu mengatakan ingin mendapatkan
perawatan perinium
2. Keluhan
utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat
menstruasi
Menarche : 14 tahun siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
teratur: ya
Sifat darah: cair keluhan:
tidak ada
4. Riwayat
perkawinan
Status perkawin : menikah syah menikah ke : 1
Lama
: 9 tahun usia menikah pertama kali
: 20 tahun
5. Riwayat
obstetrik : P1 Ao Ah1
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tanggal
|
Umur
kehamilan
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
Jk
|
BB
lahir
|
Laktasi
|
Komplik
asi
|
|
1
|
27 jan 12
|
40 mggu
|
Spontan
|
bidan
|
Tidak ada
|
lk
|
2200
|
Ya,1.5 th
|
Tidak ada
|
6. Riwayat
kontrasepsi yangb digunakan
No
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||||
Jenis
kontrasepsi
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
7. Pola
pemenuhan kebutuhan masa nifas
a. Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3x/ hari Frekuensi : 6-7 gelas/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : Air putih, teh
Porsi : 1 piring Porsi : 1 gelas
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1x/ hari Frekuensi : 6x/ hari
Warna :
Kuning Warna : Kuning jernih
Konsistensi : Lunak Konsistensi : Cair
Keluhan :
tidak ada Keluhan : tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang Tidur malam
Lama :
1 jam/hari Lama : 8jam/hari
Keluhan :
tidak ada Keluhan : tidak ada
d. Aktivitas
Ibu menyusui bayinya
Ibu mengatakan sudah melakukan oekerjaan
rumah tangga, seperti memasak,
menyapu, dan membersihkan rumah.
Ibu mengatakan sudah bisa merawat
bayinya sendiri
8. Riwayat
kesehatan
a. Penyakit
yang pernah/sedang di derita (menular,menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang
menderita penyakit menular (TBC,PMS),menurun (Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung,
ginjal).
b. Penyakit
yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga
ibu maupun suami tidak ada yang pernah atau sedang menderita penyakit menular
(TBC, PMS), menurun ( Asma,hipertensi,DM) dan menahun (Jantung, ginjal).
c. Riwayat
operasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani
operasi.
d. Riwayat
alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi
obat
9. Kebiasaan
yang menggangu kesehatan (merokok,minum jamu,minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan
yang merugikan kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol
10. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi ( penerimaan ibi/suami/keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, kegiatan
ibadah, kegiatan sosial, keadaan keluarga ekonomi.
-
Ibu mengatakan bahagia atas kelahiran
putra pertamanya
-
Ibu mengatakan suami dan keluarga
bahagia atas kelahiran bayinya
-
Ibu sudah memberikan ASI dan berencana
memberkan asi eksklusif selama 6 bulan
-
Ibu rajin sholat 5 waktu sehari
C.
DATA OBJEKTIF
1.pemeriksaan umum :
Keadan
umum : baik kesadaraan:
composmentis
Status
emosional : stabil
Tanda
vital
Teanan
darah :110/80 nadi: 80 x/menit
Pernafasaan : 17 x/ menit suhu : 36,5◦c
BB : 63 kg TB : 159
2. pemeriksaan fisik
Kepala :
mesocephal, ukuran sedang, tidak pembengkakan atau massa, kulit kepala bersih
Wajah :
oval, simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada bekas luka
Mata :
simetris, konjungtiva merah muda, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan
Hidung :
tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut :
tidak stomatitis, lembab, tidak ada caries gigi, gusi tidak brdarah
Telinga
: simetris, tidak ada serumen
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan vena jugularis
Dada
: tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada wheezing
Payudara :
simetris, puting susu menonjol, keluar ASI, terjadi hyperpigmentasi pada
aerola
Abdomen : tidak ada
bekas luka operasi, TFU 2 jari diatas shimpisis
Ekstremitas
Atas : gerakan aktif, tidak ada odema, tidak
ada varises
Bawah : gerakan aktif, tidak ada odema, tidak ada
varises
Genitalia : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,
tidak ada varises, tidak ada odema
Jahitan dalam : ada
jahitan, jahitan jelujur
Jahitan luar : kering, jahitan satu
Lochea : sanguinolenta, warna merah
kecoklatan
Anus :
tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
4. Data penunjang
Riwayat persalinan
Tanggal :
27 januari 2012 jam: 05.00 wib
Massa gestasi : 40 minggu
Komplikasi :
tidak ada
Plasenta :
lengkap
a.
Lahir :
spontan
b.
Berat :
gram
c.
Tali pusat : panjang : 50 cm insersio : sentralis
Perenium
a.
Robekan di : derajat 2
b.
Jahitan dalam : jelujur benang catgut
c.
Jahitan luar : 1 benang catgut
Lama
persalinan
Kala
I : 4
jam -
menit perdarahan 0 cc
Kala
II : - jam 30
menit perdarahan 100 cc
Kala
III : - jam 15
menit perdarahan 100 cc
Kala
IV : 2
jam -
menit perdarahan 40 cc
Nilai
APGAR : 1 menit : 7 5 menit: 8 10 menit:9
II.
INTERPRETASI
DATA
A. Diagnosa
kebidanan
Seorang ibu P1 Ao Ah1 post partum hari
ke -7 normal
Data dasar:
DS : ibu mengatakan baru melahirkan
pertama kali
Ibu mengatakan belum pernah abortus
Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 27 januari 2012
pukul 05.00
DO:
tekanan darah:110/80 nadi:80x/menit suhu:36,5◦c
Pernafasaan: 17x/menit BB:
63 kg TB : 159
Lochea
: sanguinolenta, warna merah kecoklatan.
TFU
: 2 jari diatas shimpisis
B. Masalah
Tidak ada
III.
IDENTIFIKASI
DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN
SEGERA
a. Mandiri
Tidak ada
b. Kalaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1. Beritahu
keadaan ibu
2. Beritahu
ibu tanda bahaya pada masa nifas
3. Mematiskan
uterus berjalan normal, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
4. Memberikan
konseling tentang gizi untuk ibu nifas
5. Ajarkan
pada ibu perawatan perinium
6. Ajarkan
pada ibu tentang perawatan tali pusat
7. Memberikan
konseling pada ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat
8. Ingatkan
pada ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang telah diberikan
9. Anjurkan
ibu kontrol ulang lagi
VI.
PELAKSANAAN
1. Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik-baik saja, Td: 110/80 mmHg nadi:
80x/menit rr: 17x/menit s:36,5◦c
2. Memberitahu
ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas diantaranya: inveksi pada vulva, vagina,
servik, bekas luka jahitan bernanah dan bengkak, perdarahan, pandangan kabur,
bengkak pada wajah dan kaki, payudara bengkak dan bernanah,.
3. Melakukan
palpasi pada abdomen ibu,TFU teraba 2 jari diatas simpisis, perdarahan ibu
normal dan tidak berbau.
4. Memberikan
konseling tentang ibu nifas yaitu: makan dengan diet berimbang, cukup
karbonhidrat,protein, lemak, dan mineral.
5. Mengajarkan
ibu perawatan perawatan perenium yaitu selalu mengganti pembalut 2-3 x sehari,
mengganti celana apabila basah dan kotor,dan selalu mencuci tantan setelah
memegang darah genitalia dengan sabun dan air mengalir.
6. Mengajarkan
pada ibu cara merawat tali pusat yaitu tidak diberi apa pun dan hanya
dibersihkan dengan air hangat.
7. Memberikan
konseling pada ibu bagaimana cara menjaga bayi tetap hangat yaitu dengan
meletakkan bayi di tempat yang hangat, memakaikan pakaian yang kering dan
bersih, tidak meletakkan bayi dibawah kipas angin.
8. Mengingat
kan ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang yang telah diberikan amoxilin 3x500
mg, metrodinazol 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg setelah makan.
9. Menganjurkan
ibu untuk kontrol lagi 6 hari atau bila ada keluhan
VII.
EVALUASI
1. Ibu
legah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu
mengetahui tanda bahaya masa nifas dengan menyebutkan kembali contohnya
3. Ibu
lega mengetahui uterus normal, perdarahan normal dan tidak berbau
4. Ibu
mengerti dan bisa mengulangi kembali
gizi untuk ibu nifas
Ibu bersedia melakukannya.
5. Ibu
telah diberikan pengetahuan tentang cara perawatan luka perinium, ibu paham dan
bersedia melakukannya
6. Ibu
megerti dan bisa mengulangi kembali cara perawatan tali pusat dan bersedia
melakukannya
7. Ibu
mengerti dan mampu mengulangi kembali cara menjaga bayi tetap hangat dan
bersedia melakukannya
8. Ibu
berjanji akan mengkonsumsi obat yang telah diberikan sampai habis
9. Ibu
bersedia kontrol ulang dan bila ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Masa nifas (puerperium) dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita
yang melalui periode puerperium di sebut puerpura. Nifas berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang di perlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal.
Masa
nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali, seperti pra hamil . Lama masa nifas ini 6-8 minggu.
Batasan
waktu nifas yang paling singkat tidak ada batasnya, bahkan bisa jadi dalam
waktu yang relatif pendek darah sudah keluar sedangkan batasan maksimumnya
adalah 40 hari. Jadi masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reeproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun
psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis namun jika tidak
dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan
akan terjadi keadaan patologi.
Masa
ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan
ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa
nifas seperti sepsis puerpuralis. Jika di tinjau dari penyebab kematian para
ibu, infeksi merupakan penyebab kematian
terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga
kesehatan memberikan perhatian yang
tinggi pada ini.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari kasus ibu nifas di atas pemberian asuhan kebidanan
mulai dari pengkajian yang meliputi data subyektif dan data obyektif,
interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Saran
1. Bagi
institusi
Di harapkan rumah Sakit Umum Rajawali Citra
mempertahankan pelayanan yang di berikan.
2. Bagi
klien dan keluarga
Kerja sama klien dan keluarga lebih di
tingkatkan sehingga menghasilkan asuhan kebidanan yang berkualitas.
3. Bagi
mahasiswa
Mengambil pengalaman
di lahan agar dapat menambah wawasan dalam melakukan suhan kebidanan
khususnya kasus ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, Dr.MB, 2004,
Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta., 32-39
Bennet, V.R dan Brown,
L.K, 1996, Myles Text Book for Midwifes, Edisi 12, Churcil Livingstone, London,
UK.
Langganan:
Postingan (Atom)